Jumat, 25 April 2014 ( Pencacahan Hari Pertama )
Ini adalah
hari pertama pencacahan, dan pencacahan haru bertemu langsung dengan responden
yang terpilih sebagai sample. Nahh, sekarang kendalanya adalah respondennya
susah ditemuin. Karena sebagian besar pekerjaannya adalah petani, dan petani
kerjanya dari pagi sampai sore, kebetulan pula sekarang lagi musim panen.
Tambah sibuk lah respondennya. Ditambah lagi di blok sensus Leila ada yang baru
meninggal, malamnya tetangga pada tahlilan semua. Lengkap sudah penderitaan
ini. Hal lainnya, kita susah mentransfer pertanyaan kuisioner menjadi pertanyaan
yang mudah dimengerti responden. Apalagi responden yang susah mengerti maksud
pertanyaannya. Karena responden kebanyakan bisa ditemui saat sore dan malam
hari, jadinya kita sepakat untuk melanjutkan pencacahan sore hari. Siangnya
tidur, karena sebelumnya gak pernah tidur siang. Hah, sekalinya tidur siang,
ehh malah keterusan sampai bangun jam 4.15. Pencacahan pun dilanjutkan sampai
malam.
Jalan
keramat ?. Ketika malam, kita lewat suatu jalan, dimana jalan itu gelap, sepi,
sunyi, tanpa penerangan sedikitpun. Begitu sampai dirumah salah satu responden
kita tanya ke ibunya. “Bu, kok jalan yang disana itu gelap ya.?”. “Yang mana.?
yang dari sini lurus belok kiri itu ya.?” ibunya jawab gitu. “Iya bu, itu.
Rumahnya juga pada kosong ya bu.?” kita makin penasaran. “Owwhh, itu Jalan
Keramat dek”, Jlleeppp oke fine. “Dulu dirumah itu pernah ada perampokan, terus
penghuni rumahnya dibunuh semua. Di depannya juga baru beberapa minggu ada
orang yang meninggal” kata ibunya dengan nada agak melambat. Ohhh, jadi...????
Kalau sudah malam, biasanya pasti ada yang ketiduran. Dan kalau ketiduran, pasti jadi korban foto. Hasilnya...
***
Sabtu, 26 April 2014 ( Pencacahan
Hari Kedua )
Kemarin malam hujan turun ditanah Desa Nambah
Dadi. Nah, kalau hujan tanah disana jadi becek alias berlumpur banget. Jalan
kaki diatas tanahnya saja bisa nempel di sendal sampai tebel banget. Jalan pake
motor juga licin, motornya gak jalan jalan. Lumpurnya nempel di ban motor. Tapi
tetap, demi tugas ini apapun dilewati.
Saat di
rumah salah satu responden, ada sesuatu yang mencuri pandangan mata. Dan itu
adalah buah coklat atau biasa disebut buah kakao. Setelah selesai pencacahan,
Nia memberanikan diri untuk minta buahnya, ehh ternyata dikasi. Asik, dapat
buah kakao dari responden. Kebetulan pula Leila dan Kak Rey katanya belum
pernah makan buah kakao, lumayankan rasa penasarannya terbayar.
Buah kakao dari responden
Kata Nia
dan Leila, kalau naik motor sama Kak rey dan Risky itu rasanya mau jatuh terus.
Karena sering lewat jalan yang kurang bagus itu, jadi ya maklum lah. Atau
mungkin juga tubuh mereka yang terlalu ringan. Hhhaahaaa.
Sampai lah
malam lagi, dan kembali ke rutinitas seperti biasa. Ngoreksi kuisioner,
ngobrol, nonton, main, banyak lagi lah. Kebiasaan baru, tiap malam pasti
rebutan penghapus. Padahal punya satu orang satu, tapi masih aja tetap
penghapus tetangga jauh lebih hijau dari pada penghapus sendiri. Daerah sekitar
rumah juga susah signal internet, adi kita gak bisa upload dan update cerita
cerita kita tiap hari ke dunia maya. Hanya bisa liat liat foto dan status orang
lain saja. Hhhah, nasip di desa ya begini. Dan tetap terbayang dengan kata
“Revisit”.
***
Minggu, 27 April 2014 ( Pencacahan
Hari Ketiga )
Di
pencacahan hari ketiga ini kasusnya tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.
Seperti biasa, dirumah responden di suguhi minuman. Biasanya teh panas dengan
air yang baru mendidih, lengkap dengan daun dan tangkai tehnya. Bayangkan,
karena masih ada rumah yang harus didatangi jadinya ngebut minum teh mendidih
plus daun tehnya.
Hari ini
meyadari kesalahan, nomor bangunan fisik yang harusnya 24 ditulis 21. Karena
Leila nulis angka 4 mirip 1. Pantas saja dari awal pencacahan sampai sekarang
gak pernah bertemu respondennya, rumahnya saja salah.
Sorenya
kita ke alfamart, dan ternyata perjalanan dari rumah ke alfamart ditempuh
dengan waktu sekitar 30 menit. Lumayan jauh dan sampai pindah ke kecamatan
tetangga. Sampai di alfamart berasa heboh karena baru ketemu market hari ini
selama di lampung tengah.
Malam
harinya rutinitas seperti biasa diulangi lagi. Tetap nonton chibi maruko chan,
film faforit selama disana. Bahkan kita semua tertular virus Chibi, yaitu
menirukan gaya dan ciri khak tokoh tokoh di film itu. Ternyata yang paling
fanatik adalah Leila. Bayangkan....
***
Senin, 28 April 2014 ( Pencacahan
Hari Keempat )
Hari ini
masih pencacahan. Cuma revisit revisit responden yang belum sih, ya sedikit lah
jadi bisa santai santai jalannya.Hhhehee. Tapi, ada satu responden yang susah
banget ditemui. Sampai hari terakhir ini saja belum pernah bertemu. Katanya
responden yang kita cari pulangnya malam, jam 6 gitu. Oke, kita niatnya malam
ini ke responden. Alhasil, malam ini hujan hujan, malam malam, jalan becek,
gelap, jalan kaki, cuma berbekal senter dan payung dan kuisioner kita jalan
kaki pergi ke rumah responden. Untungnya bisa ditemuin. Perjuangannya bung.....
Ooo iya,
hari ini sendal Nia juga jebol. Entah digerogoti atau apa kita juga tidak tau
pasti. Hhhahaa. Hari ini kebanyakan santai santai dan tidak terlalu sibuk,
malamnya juga kita telponan sama temen temen kita yang di daerah lain. Sekedar
berbagi dan mencari informasi sih.
Sampai pada
malam ini, semakin banyak kosa kata yang sering diucapkan. misalnya “Na na, ampun,
basing, bingitz, oke fiks, widih, keles, odong, menyoy menyoy, mblaem mblaem,
dan memplokotoi”. Hampir setiap saat pasti salah satu dari kata kata itu
keluar, baik sengaja atau tidak sengaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar