Jumat, 09 Mei 2014

PKL 53 JILID III "PENCACAHAN"


Jumat, 25 April 2014  ( Pencacahan Hari Pertama )

Ini adalah hari pertama pencacahan, dan pencacahan haru bertemu langsung dengan responden yang terpilih sebagai sample. Nahh, sekarang kendalanya adalah respondennya susah ditemuin. Karena sebagian besar pekerjaannya adalah petani, dan petani kerjanya dari pagi sampai sore, kebetulan pula sekarang lagi musim panen. Tambah sibuk lah respondennya. Ditambah lagi di blok sensus Leila ada yang baru meninggal, malamnya tetangga pada tahlilan semua. Lengkap sudah penderitaan ini. Hal lainnya, kita susah mentransfer pertanyaan kuisioner menjadi pertanyaan yang mudah dimengerti responden. Apalagi responden yang susah mengerti maksud pertanyaannya. Karena responden kebanyakan bisa ditemui saat sore dan malam hari, jadinya kita sepakat untuk melanjutkan pencacahan sore hari. Siangnya tidur, karena sebelumnya gak pernah tidur siang. Hah, sekalinya tidur siang, ehh malah keterusan sampai bangun jam 4.15. Pencacahan pun dilanjutkan sampai malam.

Jalan keramat ?. Ketika malam, kita lewat suatu jalan, dimana jalan itu gelap, sepi, sunyi, tanpa penerangan sedikitpun. Begitu sampai dirumah salah satu responden kita tanya ke ibunya. “Bu, kok jalan yang disana itu gelap ya.?”. “Yang mana.? yang dari sini lurus belok kiri itu ya.?” ibunya jawab gitu. “Iya bu, itu. Rumahnya juga pada kosong ya bu.?” kita makin penasaran. “Owwhh, itu Jalan Keramat dek”, Jlleeppp oke fine. “Dulu dirumah itu pernah ada perampokan, terus penghuni rumahnya dibunuh semua. Di depannya juga baru beberapa minggu ada orang yang meninggal” kata ibunya dengan nada agak melambat. Ohhh, jadi...????

              Kalau sudah malam, biasanya pasti ada yang ketiduran. Dan kalau ketiduran, pasti jadi korban foto. Hasilnya...



***

Sabtu, 26 April 2014  ( Pencacahan Hari Kedua )

 Kemarin malam hujan turun ditanah Desa Nambah Dadi. Nah, kalau hujan tanah disana jadi becek alias berlumpur banget. Jalan kaki diatas tanahnya saja bisa nempel di sendal sampai tebel banget. Jalan pake motor juga licin, motornya gak jalan jalan. Lumpurnya nempel di ban motor. Tapi tetap, demi tugas ini apapun dilewati.




Saat di rumah salah satu responden, ada sesuatu yang mencuri pandangan mata. Dan itu adalah buah coklat atau biasa disebut buah kakao. Setelah selesai pencacahan, Nia memberanikan diri untuk minta buahnya, ehh ternyata dikasi. Asik, dapat buah kakao dari responden. Kebetulan pula Leila dan Kak Rey katanya belum pernah makan buah kakao, lumayankan rasa penasarannya terbayar.

Buah kakao dari responden          

Kata Nia dan Leila, kalau naik motor sama Kak rey dan Risky itu rasanya mau jatuh terus. Karena sering lewat jalan yang kurang bagus itu, jadi ya maklum lah. Atau mungkin juga tubuh mereka yang terlalu ringan. Hhhaahaaa.

Sampai lah malam lagi, dan kembali ke rutinitas seperti biasa. Ngoreksi kuisioner, ngobrol, nonton, main, banyak lagi lah. Kebiasaan baru, tiap malam pasti rebutan penghapus. Padahal punya satu orang satu, tapi masih aja tetap penghapus tetangga jauh lebih hijau dari pada penghapus sendiri. Daerah sekitar rumah juga susah signal internet, adi kita gak bisa upload dan update cerita cerita kita tiap hari ke dunia maya. Hanya bisa liat liat foto dan status orang lain saja. Hhhah, nasip di desa ya begini. Dan tetap terbayang dengan kata “Revisit”.

***

Minggu, 27 April 2014  ( Pencacahan Hari Ketiga )

Di pencacahan hari ketiga ini kasusnya tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Seperti biasa, dirumah responden di suguhi minuman. Biasanya teh panas dengan air yang baru mendidih, lengkap dengan daun dan tangkai tehnya. Bayangkan, karena masih ada rumah yang harus didatangi jadinya ngebut minum teh mendidih plus daun tehnya.

Hari ini meyadari kesalahan, nomor bangunan fisik yang harusnya 24 ditulis 21. Karena Leila nulis angka 4 mirip 1. Pantas saja dari awal pencacahan sampai sekarang gak pernah bertemu respondennya, rumahnya saja salah.

Sorenya kita ke alfamart, dan ternyata perjalanan dari rumah ke alfamart ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit. Lumayan jauh dan sampai pindah ke kecamatan tetangga. Sampai di alfamart berasa heboh karena baru ketemu market hari ini selama di lampung tengah.



Malam harinya rutinitas seperti biasa diulangi lagi. Tetap nonton chibi maruko chan, film faforit selama disana. Bahkan kita semua tertular virus Chibi, yaitu menirukan gaya dan ciri khak tokoh tokoh di film itu. Ternyata yang paling fanatik adalah Leila. Bayangkan....





***

Senin, 28 April 2014  ( Pencacahan Hari Keempat  )

Hari ini masih pencacahan. Cuma revisit revisit responden yang belum sih, ya sedikit lah jadi bisa santai santai jalannya.Hhhehee. Tapi, ada satu responden yang susah banget ditemui. Sampai hari terakhir ini saja belum pernah bertemu. Katanya responden yang kita cari pulangnya malam, jam 6 gitu. Oke, kita niatnya malam ini ke responden. Alhasil, malam ini hujan hujan, malam malam, jalan becek, gelap, jalan kaki, cuma berbekal senter dan payung dan kuisioner kita jalan kaki pergi ke rumah responden. Untungnya bisa ditemuin. Perjuangannya bung.....

Ooo iya, hari ini sendal Nia juga jebol. Entah digerogoti atau apa kita juga tidak tau pasti. Hhhahaa. Hari ini kebanyakan santai santai dan tidak terlalu sibuk, malamnya juga kita telponan sama temen temen kita yang di daerah lain. Sekedar berbagi dan mencari informasi sih.

Sampai pada malam ini, semakin banyak kosa kata yang sering diucapkan. misalnya “Na na, ampun, basing, bingitz, oke fiks, widih, keles, odong, menyoy menyoy, mblaem mblaem, dan memplokotoi”. Hampir setiap saat pasti salah satu dari kata kata itu keluar, baik sengaja atau tidak sengaja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar