Selasa, 29 April 2014 ( Free Day )
Hari ini
kita mau jalan jalan, sudah janjian pula dengan tim HART. Setelah di
kompromikan kita memutuskan untuk pergi karaoke di TAPUS (Taman Wisata Putra
Subing) dan pergi ke Plaza Bandar Jaya sekalian nyari kenang kenangan buat
keluarga Pak Kesmi.
Singkat
cerita kita berdelapan orang sampai ke TAPUS, bayar Rp. 5000 per orang. Begitu
masuk, berasa ada yang aneh. Ini tempat wisata yang bayarnya 5000 kok gak ada
apa apanya. Tempat pemancingan kosong, dan hanya lahan lahan kosong dengan
rerumputan hijau hampir layu. Dan ternyatanya lagi, tempat karaoke yang
kabarnya ada di dalam TAPUS adalah tempat karaoke outdoor alias terbuka banget.
Tidak sesuai prediksi.
Karaoke outdoor
Selanjutnya
kita pergegas ke Plaza Bandar Jaya. Begitu sampai, waaaaahhhh. Tidak sesuai
prediksi lagi. Yang kita pikirkan sebuah plaza minimal seperti PGC, ternyata
ini lebih seperti pasar jatinegara. Bahkan lebih kecil. Lagi lagi tertipu.
Jadinya kita Cuma beli kenang kenangan buat keluarga Pak Kesmi.
Plaza Bandar Jaya
Ada lagi,
perjalanan dari TAPUS ke Plaza roknya Resti masuk kedalam rantai motor. Ujung
ujungnya dibawa ke bengkel, roknya di gunting, dan dia beli rok baru langsung
pakai. Kasian resti, sampai jalan pulang dia masih seperti shok.
Malam
harinya, lebih santai dari hari hari kemarin. Kita main kartu sampai jam 11.45
malam. Yang kalah harus rela mukanya dibedakin. Dan hasilnya....
Dari foto diatas sudah tau kan mana yang paling sering kalah. Hhheheheee....
***
Rabu, 30 April 2014 ( Hari Paling
Menyebalkan )
Hari ini
kabarnya mau ada sidak dari dosen. Tapi ternyata kita yang di suruh menemui
dosen di posko Terbanggi Besar. Dan posko itu jauh dari tempat kita menginap,
kesana juga harus pake helm. Awalnya kita gak mau berangkat karena kita Cuma
punya helm satu. Tapi kata Korwil, “Gak pa pa, pake satu aja yang depan”. Oke
kita berangkat bareng tim tetangga, Tim Hart. Kita perginya berempat, tim 46 2
orang cowok dan tim hart 2 orang cowok.
Disinilah
nasib buruk dimulai, ditengah jalan ban motor kita bocor. Karena kondisi jalan
yang memang rusak jadinya begini lah. Selesai, kita lanjutkan perjalanan.
Sampai di Bandar Jaya, diberhentiin polisi. Kita ditilang gara gara gak pake
helm dan STNK gak dibawa. Kak Rey disidang pak polisi, telpon korwil malah
bilangnya “Bayar aja berapa dulu, nanti diganti pake uang PKL”. Bro, ini bukan
masalah uang, ini masalah tanggung jawab loh. Singkat cerita kita dibebaskan
tanpa syarat. Syukurlah, mungkin setelah melihat Dana dengan seragam PDAnya.
Sampai
diposko, kuisioner kita di periksa. Ada beberapa kesalahan yang terjadi tapi
tidak fatal. Udahlah bagian ini tidak terlalu penting. Hhhehee.
Gara gara
kejadian beruntun tadi itu, pulang pulang Kak Rey dan Risky mukanya agak
mengkerut. Katanya itu membuat Nia dan Leila takut. Ya sebenarnya itu gara gara
bad mood saja sih, sebentar juga baik lagi. Merasa terlantar gara gara
korwilnya kurang perhatian, ditambah lagi kita disuruh cari angkot sendiri buat
ngantar ke Bandar Jaya. Wooiii, tugal lu apa, kenapa kita yang disuruh nyari
angkot. Didesa kita anggkot itu jarang lewat, bahkan susah banget dan kalaupun
ada itu bentuknya mobil biasa yang dijadinya angkutan. Hadeehhh.....
Sore
harinya, kita foto foto di blok sensus masing masing. walaupun yang ada hanya
sawah, bendungan saluran irigasi, dan jalan desa tapi ini cukup memanjakan
mata.
Malamnya, Kita bakar bakar ikan bareng keluarga Pak Kesmi. Katanya sih ini malam perpisahan gitu, jadinya memberikan sesuatu yang sedikit spesial.
***
Kamis, 1 Mei 2014 ( Hari Perpisahan
)
Setiap ada
pertemuan pasti ada perpisahan, setiap ada awal pasti ada akhir, setiap ada
canda tawa pasti ada haru pilu. Ini adalah hari terakhir kita bersama keluarga
Pak Kesmi, karena masa tugas kita sudah selesi hari ini. Sebenarnya sedikit
berat, karena sudah dianggap keluarga disana. Hanya kata maaf dan terima kasih
yang dapat terucap sempurna. Sisanya tetap terpendam dan tak terucapkan. Banya
pengalaman dan cerita yang kami dapat selama hidup bersama disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar